Pernahkah Sobat merasa sangat malas untuk melakukan sesuatu yang baru? Penulis sendiri tidak pelak mengalaminya berulang kali saat harus memulai aktivitas-aktivitas simpel sekalipun. Janji untuk memulai sesuatu di hari ini malah ditunda esok hari, lusa, bulan depan, bahkan tahun depan. Sebelum Sobat memulai kilas balik menghitung berapa kali penundaan itu datang menghantui rencana hidup Sobat, YPS Content Writer akan berbagi info menarik agar kita bersama-sama dapat mengatasi penundaan kerja di masa mendatang. Yuk, simak!

Rasa malas umumnya datang dari kejenuhan menggapai tujuan berlimpah dalam waktu yang cepat. Rangkaian program berat yang dilakukan dalam waktu singkat tidak akan merubah seseorang, sebaliknya akan membuat kita kelelahan. Bayangkan saja, setelah bekerja atau belajar keras selama lima hari berturut-turut, hal pertama yang ingin Sobat lakukan di akhir pekan pastilah bermalas-malasan. Kebiasaan ‘balas dendam’ ini menimbulkan kecenderungan enggan menerima suatu tanggung jawab baru. Dari sinilah kebiasaan menunda pekerjaan timbul. Oleh karenanya, rasa malas itu haruslah diatasi secara perlahan dan tentu saja tidak membebani.

Orang Jepang dikenal memiliki etos kerja dan disiplin yang sangat tinggi. Namun, bukan berarti hal tersebut datang begitu saja ke dalam kebiasaan mereka. Sejak usia dini, orang Jepang dilatih mengulang bermacam-macam rutinitas kecil yang bermuatan positif, misalnya saja bergiliran membersihkan toilet sekolah. Saat usia dewasa, mereka sudah tidak lagi memiliki rasa malas saat harus membersihkan kamar kecil. Konsep tentang rutinitas ini kemudian dipelajari dan melahirkan teknik mengatasi penundaan kerja bernama Kaizen.

Kaizen dikenal juga dengan nama ‘Prinsip Satu Menit’. Kendati terdengar singkat, Kaizen sejatinya bertujuan melatih seseorang melakukan perubahan melalui kegiatan rutin yang sama selama satu menit dalam jangka waktu yang lama. Jadi, apabila Sobat ingin belajar menulis namun merasa sangat malas melakukannya, lakukan aktivitas tersebut selama satu menit di jam yang sama setiap hari. Dengan waktu yang singkat, bahkan orang yang sangat malas sekalipun tidak akan merasa terbebani. Tentu saja Sobat akan senantiasa menambah durasi dengan sendirinya seiring waktu. Hal ini berkenaan dengan arti asli di balik kata Kaizen yang diambil dari dua suku kata: Kai (Berubah) dan Zen (Kebijaksanaan), artinya perubahan dalam hidup hanya dapat dicapai dengan perlahan dan penuh kebijaksanaan.

Di dalam dunia kerja di negeri sakura, Kaizen sering dijadikan metode untuk mendorong produktivitas di bidang manajemen bisnis, pelayanan umum, pemerintahan dan industri. Teknik ini disempurnakan oleh Masaaki Imai, seorang penulis dan konsultan bidang manajemen, berdasarkan filosofi tradisional dalam tradisi Buddha Zen. Imai berpendapat, perubahan senantiasa diawali dengan memahami apa yang sebenarnya ingin kita capai, untuk itu perlu perlakuan yang perlahan dimulai dari satu menit setiap hari. Teknik ini tidak hanya ampuh diaplikasikan dalam dunia kerja, tetapi juga baik bagi kehidupan sehari-hari.

Menarik sekali bukan teknik mengatasi rasa malas dari Jepang ini. Yuk, mulai terapkan prinsip satu menit ke dalam kegiatan harian kita. Niscaya kata malas itu akan hilang dari kamus hidup Sobat. (IA)

Sumber artikel: BRIGHT SIDE Youtube

Sumber gambar: Alluremedia.com