Detik-detik peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74 sudah di depan mata. Tentu ada banyak sekali kegiatan seru yang bisa dilakukan di hari libur nasional kali ini. Mulai dari menonton lomba sampai jalan-jalan ke tempat wisata.

Suasana kemerdekaan dapat pula dijadikan sumber inspirasi untuk menyambangi destinasi wisata sejarah yang agaknya kurang diminati di hari-hari biasa. Menemani momen liburan di hari kemerdekaan kali ini, YPS Content Writer akan membagikan 5 destinasi wisata sejarah bertemakan kemerdekaan.

1. Monumen Kebulatan Tekad

Sobat tentu sudah sangat akrab dengan kisah Bapak Proklamasi Sukarno dan Hatta yang dibawa oleh para sekelompok pejuang muda ke Rengasdengklok, Karawang, pada 16 Agustus 1945.

Tepatnya selepas makan sahur, Sukarni dan kawan-kawannya menyambangi rumah Mohammad Hatta untuk meminta izin mengamankan beliau dan Sukarno sekeluarga ke luar Jakarta. Peristiwa penculikan itu kemudian tercatat dalam sejarah Indonesia dengan nama Peristiwa Rengasdengklok.

Memperingati kejadian tersebut, pemerintah setempat lantas membangun sebuah monumen peringatan yang cukup megah di sebuah lahan yang dulunya berdiri markas PETA. Monumen itu berbentuk bola dengan pucuk tangan mengepal yang menyimbolkan perjuangan pemuda dan rakyat Indonesia. Di kala hari kemerdekaan tiba, monumen ini dihias menggunakan ornamen merah putih yang sangat meriah.

Baca juga: Menggaet Minat Wisata Indonesia Melalui Konten Artikel yang Berkualitas

2. Rumah Djiauw Kie Siong

Rengasdengklok tidak hanya menjadi saksi sejarah lewat Monumen Kebulatan Tekad saja. Tidak jauh dari sana, berdiri sebuah rumah milik petani Tionghoa bernama Djiauw Kie Siong. Di rumah inilah, Sukarno beserta istri dan anaknya Guntur, serta Hatta, ditahan oleh para pemuda dari PETA selama satu hari penuh sebelum dikembalikan ke Jakarta menjelang malam.

Rumah Djiauw Kie Siong kini menjadi saksi bisu persinggahan Sukarno dan Hatta sebelum akhirnya sepakat menyusun teks proklamasi. Rumah dari bahan kayu dengan bercat putih dan hijau tosca ini dibiarkan asli seperti apa adanya. Perabotannya pun tetap dipertahankan termasuk sebuah ranjang tempat Sukarno dan keluarganya beristirahat.

Kini, rumah kecil ini dimiliki oleh cucu Djiauw Kie Siong yang bernama Yanto Djuhari. Di hari-hari tertentu, rumah ini ramai dikunjungi oleh para pecinta sejarah dan wisata dari seluruh Indonesia.

3. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Seusia namanya, museum ini menyimpan ingatan tentang peristiwa seputar perumusan naskah proklamasi. Sebenarnya bagunan bertingkat dua di Jalan Imam Bonjol 1, Menteng, Jakarta Pusat ini merupakan bekas rumah Laksamana Maeda. Seperti yang sudah sobat ketahui, Maeda merupakan orang Jepang yang menaruh jasa dalam rangkaian peristiwa menjelang kemerdekaan.

Suasana serius saat proses penyusunan naskah yang terjadi antara Sukarno, Hatta, Sayuti Melik, dan Ahmad Subarjo dapat sobat amati melalui peragaan patung lilin. Selain itu, ornamen dan perabotannya yang bergaya antik dijamin akan membuatmu seolah tengah berjalan-jalan ke hari lahirnya proklamasi.

Baca juga: Kisah Kue Tradisional Indonesia yang Menaklukan Lidah Internasional

4. Tugu Proklamasi

Tugu proklamasi berdiri di atas lahan bekas rumah Presiden Sukarno, sekaligus tempat pembacaan naskah proklamasi. Tugu proklamasi memiliki nama lain Tugu Petir. Disebut demikian karena pucuk dari tugu ini berbentuk menyerupai lambang petir.

Tugu proklamasi berdiri di sebuah areal taman di Jalan Proklamasi (dulu disebut Jl. Pegangsaan Timur No. 56). Biasanya, areal ini menjadi ruang terbuka tempat bertemunya para para penduduk setempat di kala sore. Namun, di saat hari kemerdekaan tiba, tempat ini akan berubah menjadi tempat spesial untuk beragam perayaan.

Ada kisah menarik di balik pembangunan Tugu Proklamasi. Sebelum tugu megah dengan dua patuh proklamator ini berdiri pada tahun 1960, sebenarnya ada tugu peringatan lain di tempat itu. Tugu proklamasi pelopor tersebut dibangun hanya berselang satu tahun setelah kemerdekaan pertama dikumandangkan pada 1945. Sayang, tugu itu lantas dihancurkan pada 15 Agustus 1960 atas perintah Bung Karno yang saat itu sudah ancang-ancang ingin membangun Monumen Nasional.

5. Monumen Nasional

Tujuan wisata yang satu ini tentu sudah sangat akrab di telinga. Monumen Nasional merupakan simbol kemerdekaan sekaligus lambang kota Jakarta. Jalan-jalan ke Jakarta rasanya tidak akan lengkap jika belum menginjakkan kaki di lapangan Monas.

Jauh sebelum monumen berbentuk obeliks itu di bangun pada 1961, areal pelataran di sekitar Monas disebut juga sebagai Lapangan IKADA atau disebut juga Lapangan Gambir. Di lapangan itulah, Presiden Sukarno memimpin Rapat Raksasa Lapangan Ikada pada 19 September untuk merayakan satu bulan Proklamasi Kemerdekaan.

Baca juga: Perubahan Tren Pariwisata Indonesia di Tengah Kemajuan Teknologi Informasi

Demikian 5 destinasi wisata sejarah bertemakan kemerdekaan yang patut sobat kunjungi menyambut momen liburan di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74. Semoga bisa menjadi inspirasi sekaligus memperkaya pengetahuan sejarah di hari yang berbahagia bagi bangsa Indonesia kali ini. (IA)