Terdapat sekitar 105 pulau yang menyusun formasi gugusan Kepulauan Seribu di perairan Teluk Jakarta. Di antaranya, ada satu pulau yang hampir tidak pernah beristirahat, namanya Pulau Onrust. Pulau seluas 7,5 hektare ini memiliki rekam jejak sejarah yang terbentang panjang. Di saat bersamaan juga menyimpan cerita-cerita mistis yang cocok untuk wisatawan penyuka uji nyali.

Sejarah Pulau Onrust dimulai sekitar abad ke-16. Oleh Kesultanan Banten, Onrust sempat dijadikan lokasi peristirahatan keluarga raja sampai akhirnya jatuh ke tangan orang Belanda berbendera VOC. Mereka mulai menduduki pulau ini pada permulaan abad 17 sebagai galangan kapal dan gudang rempah-rempah yang dilengkapi benteng pertahanan dan puluhan meriam.

Seketika Onrust menjadi wilayah koloni pertama orang-orang Belanda di pesisir Pulau Jawa. Para pegawai VOC lantas turut bermukin di pulau ini dengan mendirikan beberapa bangunan bergaya Belanda. Memasuki periode abad ke-18, Onrust sudah ditinggali oleh beberapa keluarga Belanda beserta para budak galangan kapal yang terdiri dari orang-orang Tionghoa dan pribumi.

Baca juga: Bumi Manusia, Siasat Menggaet Milenial Agar Cinta Sejarah

Suasana angker dan tua sekilas begitu terasa begitu wisatawan pertama kali menginjakan kaki di dermaga Pulau Onrust. Pepohonan kering yang tumbuh di antara puing-puing reruntuhan seolah membuatnya nampak seperti kota yang hancur akibar perang. Selain pernah dijadikan pemukiman, Onrust juga sempat dijadikan lokasi karantina haji oleh pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad 20.

Seiring Pulau Onrust yang semakin menua, muncul kisah-kisah mistis yeng melingkupi seisi pulau. Tidak sedikit nelayan yang mengaku melihat penampakan perempuan Belanda bergaun putih di tempat ini. Masyarakat Kepulauan Seribu percaya bahwa sosok angker itu adalah arwah Maria van de Velde, seorang perempuan kelahiran Amsterdam yang meninggal akibat bunuh diri di Onrust pada tahun 1721.

Maria dimakamkan di sebuah komplek pemakaman orang Belanda yang terletak di ujung utara pulau. Makam tua di Pulau Onrust yang sudah ada sejak abad 17 ini letaknya persis berada di pinggir laut. Setidaknya masih ada sekitar 40 nisan yang masih berdiri di sana, sisanya dikabarkan hilang terbawa gelombang pasang ketika terjadi letusan Gunung Karakatau di tahun 1883.

Baca juga: Berwisata ke Lubang Tambang Mbah Soero di Kota Bersejarah Sawahlunto

Nyatanya orang-orang Belanda bukan satu-satunya bangsa yang menemui ajal di pulau ini. Demi membangun benteng pertahanan dan areal pemukiman, orang Belanda banyak mendatangkan budak-budak dari etnis Tionghoa dan pribumi. Tidak sedikit di antara mereka yang meninggal akibat terserang penyakit malaria. Onrust juga sempat berfungsi sebagai penjara dan tempat eksekusi mati bagi para terpidana pemberontakan di atas Kapal Zeven Provinciën tahun 1933.

Kesan angker yang melingkari Sejarah Pulau Onrust semakin kentara ketika muncul desas-desus bahwa orang-orang yang tewas, baik akibat bekerja atau dieksekusi disemayamkan secara massal di Pulau Kelor yang bertetangga dengan Onrust. Tidak ada nisan ataupun penanda yang bisa membuktikan hal ini. Akan tetapi, menurut pemandu wisata Onrust, Rosadi, jika digali atau dicari benar-benar kemungkinan masih bisa ditemukan sisa-sisa tengkorak manusia.

Nah, setelah membaca sekilas sejarah Pulau Onrust persembahan YPS Content Writer, apakah Sobat sudah siap jalan-jalan ke masa lalu sekaligus uji nyali ke salah anggota gugusan Kepulauan Seribu ini? Untuk mencapai pulau ini, Sobat bisa menyewa kapal motor di Pasar Ikan Kamal Muara, Jakarta Utara. Setelahnya, kalian harus membelah Teluk Jakarta ke arah utara sejauh 14 kilometer menuju Taman Arkeologi Onrust yang terdiri dari gugusan Pulau Kelor, Cipir, dan Onrust. (IA)

Sumber gambar: dokumentasi penulis