Kondisi di sekitar perairan Natuna sedang memanas. Surga di ujung utara Indonesia ini terusik setelah sempat menjadi headline di beberapa media online dan cetak semenjak awal Januari. Musababnya berasal dari protes Pemerintah Indonesia terhadap aktivitas kapal nelayan berbendera Tiongkok yang berbuntut pada klaim sepihak Natuna oleh China.
Melansir CNN Indonesia, Minggu (12/1/2020), masuknya kapal penangkap ikan asal Tiongkok ke wilayah perairan utara Natuna mendapat tanggapan serius dari pemerintah Indonesia. TNI, melalui komando gabungan wilayah pertahanan 1 telah menempatkan kekuatan tempur di perairan Natuna sejak 3 Januari lalu. Menggunakan kapal perang dan pesawat intai Maritim, TNI berupaya mengusir sekitar 30 kapal nelayan yang diikuti 3 kapal penjaga pantai Tiongkok yang terdeteksi beroperasi di perairan Natuna.
Perairan Nanuta memang terkenal akan kekayaan bawah lautnya. Menurut laporan Tagar.id, perairan yang berada di bawah administrasi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini berpotensi menghasilkan sekitar 1 juta ton ikan tangkap per tahun. Menurut rinciannya, setiap tahun perairan Natuna mampu menghasilkan tidak kurang dari 621,5 ribu ton ikan pelagis kecil; 334,8 ribu ton ikan dermesal; 66,1 ribu ton ikan pelagis besar; 21,7 ribu ton ikan karang; dan 15,1 ribu ton udang, cumi-cumi, hingga lobster.
Baca juga: Mencicipi Pepes Kepiting Khas Kalimantan Timur yang Bikin Nagih
Selain itu, potensi terumbu karang dan spesies ikan unik di Natuna pun terbukti sangat kaya. Perairan Natuna merupakan habitat tetap dari Ikan Napoleon. Ikan yang terkenal dengan sebutan King of Ocean ini memiliki bentuk tubuh yang bongsor dengan panjang hingga 2 meter dan berat mencapai 190 kilogram. Perkilogram daging Ikan Napoleon konon dibanderol dengan harga sekitar 1,6 juta rupiah lantaran dipercaya dapat meningkatkan derajat dan vitalitas pria.
Penelitian Daxue Consulting, firma konsultasi pasar dan manajemen yang berbasis di China daratan menyebut pertumbuhan pasar ikan di China sudah menunjukan ledakan sejak tahun 2012. Sebagai salah satu negara pemakan seafood terbanyak di dunia, permintaan akan ikan beku dan kalengan di China meningkat seiring kebangkitan ekonomi masyarakatnya sejak satu dekade terakhir. Untuk memenuhi kegemaran akan makanan laut itu tidak heran jika China ngotot menguasai seluruh wilayah Laut China Selatan, termasuk di antaranya Natuna. (IA)
Sumber gambar: manadoline.com