Malino memang tak setenar Bali jika parameternya sebagai sebuah daerah wisata. Namun, sebuah kota mungil di Gowa ini tak kalah mempesona dari Pulau Dewata. Bayangkan saja! Udara dingin beserta kabut tebal setiap saat menyelimuti Malino. Hamparan hutan pinus yang begitu hijau dan rimbun ditambah dengan keindahan aneka rupa bunga menjadi magnet setiap orang untuk terus mengunjungi kota mungil ini. Lambaian dedaunan pohon pinus seakan mengayunkan ajakan untuk tak henti-hentinya mengunjungi kota indah nan penuh sejarah itu. Bagi para wisatawan, mengunjungi Malino adalah penyejuk pikiran. Setiap sudut pemandangannya yang indah berpadu dengan udara sejuk laksana nutrisi bagi jiwa-jiwa yang lelah.
Tak mengherankan jika di setiap akhir pekan ataupun hari libur, berbondong-bondong wisatawan dari luar kota, terutama Makassar menyambangi dan menghabiskan waktu di Malino. Ulasan soal objek wisata Malino juga banyak dijumpai di Google atau aplikasi perjalanan lainnya. Namun, belum ada tulisan yang secara khusus mengupas tempat menarik di Kota Bunga itu lengkap dengan kisah sejarahnya.
Padahal, di balik kesejukan udaranya serta kemolekan parasnya nan cantik bak kota Eropa itu, tersimpan jejak-jejak sejarah yang menarik ditelurusi. Apa saja jejak-jejak sejarah yang masih tertinggal di kota yang pernah menjadi favorit para imperialis Belanda di masa lalu itu? Dan seperti apa kisah di balik tempat-tempat menarik di Malino? Jangan beranjak, karena sebuah tulisan khusus bakal mengajak sahabat berkelana sekaligus mengupas kisah sejarah menarik tempat-tempat berjuluk Kota Bunga itu sembari merasakan atmosfer kota kuno eks Kota Negeri Kincir Angin. Selengkapnya baca di https://karyakarsa.com/Juliepujosumarto/menyusuri-jejak-jejak-sejarah-di-malino (y)