Awal September 2022 ini, publik dibuat cukup terhentak dengan kabar kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti telah banyak dikabarkan, Pemerintah Indonesia mulai menerapkan harga baru BBM per 3 September 2022 terhitung mulai pukul 14.30 WIB. Merujuk pada ketetapan pemerintah, kini harga pertalite menjadi Rp 10.000,- naik dari harga sebelumnya Rp 7.650 per liter. Demikian pula dengan pertamax non subsidi yang turut dikatrol ke Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter. Bahan bakar Solar pun turut dikerek dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Kenaikan ini hampir bisa dipastikan akan membuat kenaikan harga di barang bahkan jasa. Lalu, adakah dampak BBM naik bagi dunia pariwisata? YPS Content Writer bakal mengulas secara khusus tentang dampak BBM naik bagi dunia wisata.
Begini dampaknya ke dunia wisata
Mengutip Antara (6/9/2022), pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi memperkirakan dampak BBM naik bagi dunia wisata. Ia menilai hal ini bakal membuat para pelaku industri pariwisata melakukan penyesuaian harga. Sebut saja seperti penyesuaian harga mulai dari tarif kamar hotel, bahan pokok dan juga transportasi serta jasa layanan wisata lainnya.
“Semua pelaku wisata pasti akan melakukan penyesuaian tarif,” paparnya. Ia juga menyebut jika para pelaku usaha hotel bahkan sebaiknyna menerapkan green energy demi menghemat biaya operasional. “Bagi pelaku usaha hotel harus bisa menerapkan program green energy, yang ramah lingkungan untuk mengurangi biaya operasional,” terangnya memberi saran sebagaiman dilansir Antara.
Tak sekedar penyesuaian harga, dampak BBM naik bagi dunia wisata ditengarai bakal memicu penurunan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini merujuk pada berbagai pengalaman serupa terkait kenaikan harga BBM yang sebelum-sebelumnya terjadi. Kenaikan harga BBM hampir bisa dipastikan akan mengatrol harga tiket pesawat, laut maupun juga darat. Padahal, transportasi merupakan salah satu elemen utama dalam menunjang keberlangsungan atau operasional industri pariwisata.
Dengan demikian, dampak BBM naik bagi dunia wisata bakal sangat kentara. Apalagi, kenaikan tersebut tak hanya menyangkut biaya tiket atau transportasi saja, tetapi juga produk-produk kreatif—yang mendukung berlangsungnya industri wisata. Sebut saja seperti cindera mata, berbagai kuliner khas atau oleh-oleh dan banyak lagi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut harga produk-produk ekonomi kreatif bahkan diprediksi bakal naik hingga 20 persen sebagai imbas kenaikan BBM. Dan hasil diskusi kami secara singkat dengan Ibu Deputi Gubernur Senior kemarin di Dieng dengan kenaikan jadi Rp 10.000 untuk pertalite dan solar di angka Rp 7.600 ini kita melihat bahwa potensi kenaikan dari harga-harga produk ekonomi kreatif lokal khususnya kuliner, kriya, dan fashion itu rata-rata yang diantisipasi itu antara 10-20 persen,” terangnya seperti dilaporkan detik.travel, (5/9/2022) lalu.
Jurus pemerintah mengatasi
Meski dampak BBM naik bagi dunia wisata adalah hal yang tak terelakan, tetapi diharapkan industri dapat segera beradaptasi mengatasi penyesuaian harga baru. Saat ini Kemenparekraf tengah menghitung secara komprehensif dan sebagai langkah antisipasi terhadap dampak kenaikan BBM terhadap terhadap produk-produk wisata dan juga ekonomi kreatif. Hasil perhitungan tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan pemberian bantuan sosial kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. “Data-data ini akan kita kumpulkan, kita akan ajukan kepada Dirjen Keuangan seandainya diperlukan bantuan sosial bagi para pelaku parekraf terutama yang ada di masyarakat rentan. Yang pendapatannya di bawah Rp 5 juta atau di bawah Rp 3 juta sebulan itu pasti yang paling terdampak dari kenaikan ini,” terang Menparekraf lebih lanjut. Semoga saja rencana pemerintah yang akan memberikan bantuan sosial kepada para pelaku usaha wisata tersebut bisa terealisasi dan bukan sekedar janji. (y)
Sumber: Antara, detik.travel