Menjadi salah satu lini bisnis yang prospektif untuk dikembangkan, pariwisata Indonesia terus ditumbuhkan. Dikutip dari travel.detik (22/9/2022), Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) gencar melakukan pengembangan wisata ramah muslim. Sehubungan dengan upaya tersebut, begini cara Kemenprekraf dorong wisata ramah muslim.
Buku Panduan Wisata
Adalah pembuatan buku panduan wisata ramah muslim yang menjadi jurus Kemenparekraf dorong wisata ramah muslim. Buku ini dikembangkan untuk membantu para wisatawan dan juga pemerintah daerah. Langkah ini tak terlepas dari keinginan pemeritah Indonesia untuk meraih peringkat pertama dalam Global Muslim Traveler Index 2023. Selaras dengan cita-cita tersebut, Kemenparekraf pun terus bekerjasa dengan berbagai pihak. Peningkatan layanan atau fasilitas penunjang wisata ramah muslim menjadi prioritas pengembangan. Fasilitas dimaksud, termasuk di dalamnya adalah penerbitan buku panduan pariwisata ramah muslim.
Sebagai langkah Kemenparekraf dorong wisata ramah muslim, buku panduan itu pun memuat beragam informasi tentang berbagai destinasi wisata super prioritas di Indonesia, seperti Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang.
BACA JUGA : Jasa Penulis Artikel Wisata, Unik, Harga dan Kualitas Terbaik
Isi Buku
Buku panduan yang dibuat secara fisik dan model e-book tersebut, berisi tentang beragam informasi di destinasi wisata. “Di dalam buku ini secara umum berisi tentang daya tarik dari masing-masing destinasi tadi, kemudian aktivitas apa saja yang bisa dilakukan, kemudian kuliner apa saja yang menjadi primadona, termasuk juga oleh-olehnya. Kemudian yang menjadikannya berbeda dengan buku-buku lainnya, ada fasilitas atau amenitasnya. Di sini akan disebutkan fasilitas wisata ramah muslimnya ada apa saja,” ungkap Senior Consultant Amicale Lifestyle International Hafizuddin Ahmad saat mempresentasikan mengenai buku ini dalam kesempatan yang sama.
Hal yang membuatnya berbeda dengan kebanyakan buku panduan wisata umum adalah hadirnya informasi tentang fasilitas atau hal-hal berkaitan dengan muslim. “Kita me-launching buku panduan pariwisata ramah muslim di 5 destinasi favorit atau super prioritas. Kita ingin wisatawan muslim baik yang lokal maupun internasional datang ke destinasi-destinasi ini kemudian mereka ter-guide. Dipandu, di mana bisa mendapatkan makanan halal, bagaimana fasilitas ibadah yang ada di sana pada saat mereka berwisata, dan juga tentu mencari penginapan yang baik dan segala macem,” terang Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar.
Meski demikian, Hafizuddin Ahmad harus mengakui jika buku panduan ini dibuat tanpa survey langsung ke tempat-tempat wisata. Akan tetapi, buku panduan pariwisata yang difungsikan sebagai cara Kemenparekraf dorong wisata ramah muslim tersebut, dibuat on desk research. “Jadi dari sisi daya tarik pun kami belum bisa menceritakan fasilitas karena kami belum mengunjungi,” imbuhnya.
Panduan wisawatan, masukan ke Pemda
Sementara itu, masih dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Rizki Handayani menyebut jika kehadiran buku panduan pariwisata ramah muslim tersebut tidak untuk memberikan informasi kepada wisatawan. Akan tetapi, langkah ini sekaligus sebagai jurus Kemenparekraf dorong wisata ramah muslim dengan melibatkan pemerintah daerah. Diharapkan dengan adanya buku panduan ini, pemerintah daerah menjadi tahu ketersediaan fasilitas dan faktor pendukung lainnya yang sudah atau belum ada di daerahnya sehubungan dengan pengembangan wisata ramah muslim. Dengan demikian, pemerintah daerah bisa lebih mempersiapkan hal-hal yang memang masih minim atau belum ada.
“Ini bukan untuk memandu wisatawan, buku ini memberikan informasi bagaimana wisatawan bisa mendapatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dia sebagai seorang muslim. Kita berharap pemerintah daerah melihat nih, oh ternyata baru lima nih restoran halal kita, gimana kita bisa mendorong lebih banyak. Jadi kita ini sebenarnya juga bagian dari mendorong pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan,” tandasnya.
Hadirnya buku paduan sebagai cara Kemenparekraf dorong wisata ramah muslim pun diharapkan bisa menjadi ‘peta’ bagi para destinasi wisata di Tanah Air untuk mampu meningkatkan pelayanannya secara luas guna menyambut wisatawan baik domestik maupun mancanegara. “Kita ingin mendorong destinasi-destinasi yang ada di Indonesia untuk mampu meningkatkan extended services-nya. Menyambut tamu para wisatawan baik lokal maupun internasional,” imbuhnya. (y)
BIKIN IKLANMU LEBIH HIDUP DENGAN Jasa Voice Over Atau Pengisi Suara Iklan Bisnis