Nokia yang semula menyebut Android bukan ancaman, kenyataannya terancam. Namanya yang begitu melegenda di pasar mobile segera digantikan nama-nama vendor smartphone Android. Belakangan melalui HMD Global selaku pemegang lisensinya, Nokia berupaya bangkit dari keterpurukannya di pasar mobile dengan mengadopsi Android.
Demikian halnya dengan BlackBerry yang akhirnya juga merilis ponsel-ponsel bersistem operasi Android. Microsoft juga tak mampu mempertahankan kekuatannya di pasar mobile. Windows mobile mulai ditinggalkan penggunanya.
Di tengah keterpurukan ‘para raksasa lama’, Android menjelma menjadi kekuatan baru di pasar mobile. Sistem operasi ini telah mengubah dunia. Bukan hanya dunia mobile, tetapi juga dunia pada umumnya. Kehadirannya memicu semakin ramainya pasar ponsel cerdas. Vendor-vendor baru terus bermunculan.
Pabrikan Tiongkok seperti Xioami, Vivo, Oppo, Huawei mulai memainkan peranan penting di pasar mobile dunia—meski belum mampu menandingi kedigdayaan Samsung. Belum lagi perusahaan-perusahaan lain dari Taiwan seperti Asus atau dari negara lain yang juga mengadopsi Android. Seluruh vendor ponsel cerdas dunia menggunakan Android, kecuali Apple yang bertahan dengan sistem operasi racikannya sendiri, iOS.
Genap berusia 10 tahun pada 23 September 2018, Android sudah menguasai lebih dari 88 persen pasar sistem operasi dunia. Sementara ‘musuh besarnya’, Apple baru menguasai sekitar 11 persen pasar. (y)
Sumber: Ulasan berbagai sumber